Tuesday 5 April 2016

Game Dijaman Doeloe (Generasi Pertama dan Kedua) Magnavox Oddysey

Masih dengan tema bernostalgia dengan game lama, kali ini penulis akan membahas mengenai game elektronik diawal kemunculannya, yaitu tahun 1972 diawali dengan rilisnya konsol besutan salah satu vendor elektronik yaitu Magnavox, kalo di Indonesia sini Magnavox bisa kita temui sebagai produsen lampu itu sih sangat jarang, fokus utama produksinya di Eropa dan Amerika adalah TV Plasma/LCD/LED, DVD/BD Player, Speaker, AC, pemanas air, Headphone, dsb.
 


Mungkin aneh jika mengetahui salah satu pioner konsol game rumahan sekarang "beralih profesi" sebagai produsen perlengkapan rumah tangga, hal itu karena Magnavox adalah anak perusahaan dari Philips semenjak tahun 1974.


Magnavox Odyssey Generasi Pertama
Oke deh kita mulai dari Magnavox Odyssey generasi pertama, konsol ini sangat sangat sangat "primitif", tanpa suara, tanpa warna, kita hanya memainkan sebuah atau dua buah titik dengan kontroler berupa tuas putar seperti tombol volume (fungsi kerjanya adalah masing-masing analog axis X dan Y). Dengan game card (sebut saja kaset game, hahaha...), beberapa screen overlays (berupa plastik transparan) yang ditempelkan pada layar kaca televisi hitam-putih dan beberapa card board game (anggap saja semacam permainan dadu, ular tangga, monopoli).

Screen Overlay yang nantinya ditempelkan dilayar

Aksesoris bermain Board Game dan Game Cardtrige
Cara memainkan konsol game ini dengan cara tuncepin game cardtridge ke konsol, pasang screen overlay ke TV, dan mainkan konsolmu dengan aksesoris-aksesoris tadi (dadu, kartu, cardboard game, dll). Aneh kan? Main game elektronik tapi masih menggunakan perangkat game non elektronik, tapi itulah game hingga mengalami perkembangan yang sangat fantastis seperti sekarang ini.


Sekali lagi, TANPA SUARA, TANPA GRAFIS YANG MEMUKAU, HANYA MENGGERAKKAN TITIK, boro-boro pakai sistem input AV jack merah kuning putih, cara menyambungkannya kedalam televisi tergolong primitif, kita harus mensekrup 2 buah "kabel antena" yang nantinya akan menghubungan televisi dengan konsol ini.
Disekrup bro disekrup.....bukan dituncepin kayak jaman sekarang (apalagi pakai HDMI suara dan gambar udah keluar, jernih lagi) dan kita harus masih mencari frekuensi yang pas diantara channel televisi nomer 3 atau 4 dengan puntiran frekuensi RF di TV, kalo gk tepat ya gambar tidak akan muncul atau goyang-goyang gitu (pengalaman pribadi penulis dengan input RF di TV jadul menggunakan konsol Atari 2600).

Magnavox Odissey generasi pertama ini "dibeli" oleh Philips ditahun 1974 dan diskontinyu tahun 1975. Setelah dibeli oleh Philips konsol ini mengalami redesign beberapa kali dengan tetap menggunakan nama Magnavox Odyssey hingga rebranding nama menjadi Philips Odyssey ditahun 1977 dalam jangka waktu 1 tahun dihentikan produksinya ditahun (1978) yang dilanjutkan dengan dirilisnya sang penerus yaitu Magnavox Odyssey 2 yang diproduksi oleh Magnavox sendiri dibawah naungan Philips.

Magnavox Odyssey 300 (1976)
Magnavox Odyssey 2000 (1977)

Philips Odyssey 200 (1977)
Perpustakaan game untuk konsol ini juga tidak terlalu banyak, hanya 27 game saja yang diproduksi dari tahun 1972 hingga 1973.

Oke deh, bincang-bincang kita tentang Magnavox Odyssey pertama sudah selesai, sekarang kita lanjut ke Magnavox Odyssey 2. Secara garis besar terdapat banyak perbaikan-perbaikan dari sebelumnya, penggunaan Prosesor Intel 8048 8-bit 1,79MHz, RAM sebesar 64bytes dan Sound+Graphic RAM sebesar 128bytes sudah membuat game ini mampu memproduksi grafis yang berwarna (16 color) dan penambahan efek suara walau hanya sebatas beep saja (jika tidak menggunakan sound module).


Konsol ini sudah dilengkapi dengan kontroler yang cukup nyaman untuk bermain game (bukan sekedar tuas putar) yaitu sebuah kontoler dengan axis lever dan sebuah tombol aksi, konsol ini juga built-in dengan membran keyboard QWERTY. Yang penulis suka dari konsol game ini banyak sekali game-game perdana yang nantinya akan dikembangan pada konsol generasi ketiga seperti game shoter sejenis Galaxian dan permainan balap mobil serta permainan olahraga seperti baseball dan golf yang bisa ditemui pengembangannya di konsol game generasi ketiga (pengalaman terbanyak penulis pada konsol Nintendo Entertainment System alias NES).


Magnavox Odyssey 2 juga mengalami redesign dan rebranding oleh Philips seperti generasi sebelumnya, penambahan modul-modul tambahan untuk bermain catur (Chess Module), Home Computer Modul, dan Sound Module. Rebranding pada generasi kedua ini cukup signifikan, tidak hanya beganti nama saja Menjadi Philips VideoPac tetapi banyak sekali pengembangan seperti layar built-in pada VideoPac G7200.


Philips VideoPac G7000
Philips VideoPac G7200 sangat berbeda dengan G7000

Perpustakaan konsol game ini sebanyak 47 game yang diproduksi oleh Magnavox sendiri untuk Magnavox Odyssey 2, sebanyak 47 game yang diproduksi oleh Philips untuk Philips G7000 dan G7200, serta 6 game tambahan dari pihak ketiga (1978-1983). Konsol game ini diskontinyu ditahun 1984 seiring Philips memproduksi konsol besutannya sendiri yaitu G7400 ditahun 1983 yang menjadi konsol game generasi ketiga dan bersaing dengan Nintendo Entertainment System, Atari 2600, dan Sega Master System, dan sekelasnya.

Oke deh sekian corat-coret saya, semoga semakin menambah pengetahuan para pengunjung setia blog saya.

No comments:

Post a Comment